Penanaman atau proses belajar tentang kebiasaan-kebiasaan
yang terdapat dalam suatu kelompok atau masyarakat disebut sosialisasi. Artinya, sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau pengalihan kebiasaan,
aturan, atau nilai-nilai dari satu generasi ke generasi lainnya dalam suatu
kelompok atau masyarakat. Pengertian lain menyatakan bahwa sosialisasi adalan
proses belajar mengenai pola-pola tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai
dengan peranan masing-masing individu. Dalam proses sosialisasi, individu
mengetahui dan menjalankan hak dan
kewajibannya berdasarkan perannya. Proses sosialisasi pada umumnya ditentukan
oleh kebudayaan suatu masyarakat.
Dengan demikian, sosialisasi bertujuan untuk :
- Memberikan keterampilan kepada seseorang agar dapat hidup bermasyarakat.
- Mengembangkan kemampuan seseorang agar dapat berkomunikasi secara efektif
- Membuat seseorang mampu mengembalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan intropeksi yang tepat
- Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan kepada seseorang yang mempunyai tugas pokok dalam masyarakat
Bagaimana orang tua kita mendidik kita tentang cara
menghormati mereka? mungkin orangtua kita mencontoh nenek atau kakek pada saat
mendidik orang tua kita dulu.
Cara pengasuhan anak akan mempengaruhi kepribadian
anak itu pada masa-masa kemudian. Cara pengasuhan anak berbeda-beda antara suku
bangsa yang satu dengan suku bangsa yang lain.
Perhatikan contoh cara pengasuhan Anak di
daerah-daerah Nusantara ini;
1. Pengasuhan Anak Masyarakat Minangkabau
Kita ambil contoh masyarakat Minangkabau dalam cara
pengasuhan anak. Masyarakat Minangkabau jaman dulu mempunyai tradisi bahwa anak
laki-laki tidur di rumah sejak usia tujuh sampai delapan tahun. Mereka tidur di
Surau atau di Langgar tempat mereka mengaji. Setelah sholat Maghrib, mereka
mengaji Al-Qur'an sampai menjelang Isya kemudian dilanjutkan sholat Isya.
Sesudah sholat Isya, mereka belajar adat-istiadat dan aturan-aturan yang harus
dipatuhi oleh setiap orang. Selain itu, mereka juga belajar bela diri silat
menjelang tengah malam. Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pola
pengasuhan anak keluarga Minangkabau adalah dari lahir sampai umur tujuh tahun
sepenuhnya diasuh oleh ibu. Setelah usia itu mereka juga belajar mengaji dan
ilmu, serta adat istiadat di Surau atau langgar selain tentunya mereka
bersekolah. Untuk membuka wawasan kita mengenai cara pengasuhan anak masyarakat
tradisional di Indonesia, di bawah ini dapat kita cermati bagaimana cara
mengasuh anak di masyarakat Jawa.
2. Pengasuhan anak masyarakat Jawa
Dikalangan masyarakat jawa dikenal istilah mendhem
jero, mikul dhuwur, artinya setiap anak dididik agar selalu berbakti kepada
orangtua dan membawa nama baik orangtua serta semua keluarga. Pola pengasuhan
anak dimulai dari lima tahun pertama, orangtua memperlakukan anak sebagai
layaknya seorang putra raja. Setelah itu, mereka dilatih untuk membantu
tugas-tugas pekerjaan di rumah. Usia 16 tahun ke atas diperlakukan sebagai
teman.
Keteladanan orang tua adalah sebagai anutan sang anak, sesuai dengan
petuah ing arsa asung tulada. Petuah itu mempunyai arti orangtua harus
memberikan teladan. Inti dari pendidikan anak yang telah dewasa adalah rendah
hati, ramah tamah, sopan, hormat kepada yang lebih tua. Selain itu, masyarakat
Jawa menekankan pada anak untuk selalu hidup prihatin. Hidup prihatin berarti
membiasakan hidup tidak bermewah-mewah, belajar atau bekerja keras dan selalu
disiplin. Hidup selalu berwatak sosial, tolong menolong kepada sesama dengan
tulus ikhlas.
Masyarakat lain tentunya mempunyai pola pengasuhan anak yang
berbeda-beda sesuai dengan budaya masyarakat itu. Meskipun berbeda, pada
dasarnya pola pengasuhan atau proses sosialisasi ini merupakan wadah
pembentukan watak, kepribadian, dan budi pekerti yang diharapkan dapat
membentuk anak berprilaku sesuai dengan norma atau nilai yang dianut oleh masyarakat
setempat. Cara pengasuhan anak pada masyarakat tertentu kadangkala diungkapkan
dengan memakai upacara adat. Misalnya, upacara adat masyarakat Jawa seperti
selamatan selapanan, selamatan sunatan, tedak siten, dan sebagainya. Upacara
adat itu mempunyai makna masing-masing, yang intinya merupakan ungkapan bahwa
semua perencanaan, tindakan dan perbuatan diatur oleh budaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar