Di tahun politik sekali pun yang dianggap tahun
yang penuh ketidakpastian, ekonomi RI masih terus bergeliat. Namun, ada
beberapa masalah utama perekonomian Indonesia yang bakal mengahambat
keberlangsungan ekonomi secara umum dan khususnya dunia usaha.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia
(RNI) Persero Ismed Hasan Putro mengatakan, ada 4 masalah besar yang dapat
menghambat perekonomian Indonesia, salah satunya adalah utang luar negeri
Indonesia yang membumbung tinggi. "Utang luar negeri kita tinggi sekali
lebih dari Rp 2.000 triliun," kata dia saat ditemui di Hotel Grand Sahid,
Jakarta, Minggu (23/3/2014).
Selain masalah utang, anggaran subsidi Bahan Bakar
Minyak (BBM) yang digelontorkan pemerintah mencapai di atas Rp 300 triliun.
Angka ini sangat membebani pemerintah. Sebaiknya, kata dia, anggaran yang
disediakan untuk subsidi BBM dialihkan untuk infrastruktur yang membangun.
"Subsidi BBM di atas Rp 300 triliun. Ini harusnya dialihkan saja ke
infrastruktur di Sulawesi misalnya atau Sumatera akan lebih membangun. Berhenti
memperbesar porsi subsidi, subsidi yang menikmati orang di Jakarta, Jepang dan
Korea karena kendaraan mereka laku," ungkapnya.
Di samping itu, tingginya angka impor pangan di
atas Rp 300 triliun juga menjadi hambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sudah
saatnya Indonesia mandiri pangan. Impor pangan sudah lebih dari Rp 300 triliun.
Indonesia sudah seharusnya tidak bergantung pada impor. Sumber daya alam kita
banyak, mungkin kayak gandum memang kita belum bisa menghasilkan banyak tapi
yang lain-lain seperti beras itu kan kita bisa menghasilkan sendiri.
Hal lain soal kesenjangan ekonomi. Jurang antara
si kaya dan si miskin terlampau tinggi padahal jarak tempat tinggal tidak
terlalu jauh. Jurang kemiskinan masih banyak contohnya di Banten dan terkaya di
Menteng, padahal jarak dari Banten ke Menteng itu tidak lebih dari 2 jam. Di
Menteng pakai jas yang mahal tapi masih banyak yang telanjang di Jambi, Papua,
ini PR bagi presiden soal kesenjangan ini bisa diperkecil.
Di tempat yang sama, Chairman Sahid Group
Sukamdani Sahid Gitosardjono meminta kepada pemerintahan baru untuk
mempersiapkan sumber daya manusia melalui peningkatan anggaran pendidikan dalam
APBN.
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN bukan saja
bersaing dalam komoditas tapi juga manusianya. Jadi pemerintah harus
menganggarkan dana pendidikan lebih dari 20% dalam APBN supaya SDM kita bisa
unggul, berbudaya dan bersaing dengan negara lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar